ASAL USUL DAN KELOMPOK SUKU BANGSA DAYAK

Pendahuluan
Kiriman 1
Abi Zakky Setiawan (Peneliti budaya )menulis pada 21 Mei 2009 jam 8:25
Suku Bakumpai atau Dayak Bakumpai adalah subetnis rumpun Dayak Ngaju yang mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan, Barito Kuala sampai kota Puruk Cahu, Murung Raya. Suku Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas Distrik Bakumpai sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman orang Barangas (Baraki). Sebelah utara (hulu) dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah wilayah Distrik Mangkatip (Mengkatib) merupakan pemukiman suku Dayak Bara Dia atau Suku Dayak Mangkatip. Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan keturunan suku Dayak Ngaju dari Tanah Dayak.
Menurut situs "Joshua Project" suku Bakumpai berjumlah 41.000 jiwa.
Populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik berjumlah 20.609 jiwa. Di Kalimantan Selatan, suku Bakumpai terbanyak terdapat di kabupaten Barito Kuala sejumlah 18.892 jiwa (tahun 2000).
Kabupaten yang terdapat suku Bakumpai :
Barito Kuala (kecamatan Bakumpai, Tabukan dan Kuripan)
Barito Selatan
Barito Utara
Murung Raya
Katingan, berupa enclave
Sebagian suku Bakumpai bermigrasi dari hulu sungai Barito menuju hulu sungai Mahakam, yaitu ke Long Iram, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Hampir seluruh suku Bakumpai beragama Islam dan relatif sudah tidak nampak religi suku seperti pada kebanyakan suku Dayak (Kaharingan). Upacara adat yang berkaitan dengan sisa-sisa kepercayaan lama, misalnya ritual "Badewa" dan "Manyanggar Lebu".

Menurut Tjilik Riwut, Suku Dayak Bakumpai merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan Dayak Ngaju (Ot Danum).

Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum. Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut Tjilik Riwut, suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.


Silsilah suku Bakumpai;

Suku Dayak (suku asal), terbagi suku besar (rumpun):
Dayak Laut (Iban)
Dayak Darat
Dayak Apo Kayan / Kenyah-Bahau
Dayak Murut
Dayak Ngaju / Ot Danum, terbagi 4 suku kecil:
Dayak Maanyan
Dayak Lawangan
Dayak Dusun
Dayak Ngaju, terbagi beberapa suku kekeluargaan :
Dayak Bakumpai
dan lain-lain
Perbandingan hubungan suku Bakumpai dengan suku Dayak Ngaju, seperti hubungan suku Tengger dengan suku Jawa. Suku Dayak Ngaju merupakan suku induk bagi suku Bakumpai.

Organisasi suku Bakumpai yaitu "Kerukunan Keluarga Bakumpai" (KKB), merupakan partai lokal Kalimantan pada pemilu 1955.
[sunting] Populasi Suku Bangsa Bakumpai
Populasi suku Bakumpai diperkirakan sebagai berikut :

20.609 di Propinsi Kalimantan Selatan (BPS - sensus th. 2000)
20.000 di Propinsi Kalimantan Tengah
1.000 di Propinsi Kalimantan Timur (Long Iram, Kutai Barat)
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan berjumlah 20.609 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu :

32 jiwa di kabupaten Tanah Laut
397 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk Tanah Bumbu)
34 jiwa di kabupaten Banjar
18.892 jiwa di kabupaten Barito Kuala
12 jiwa di kabupaten Tapin
3 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan
23 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah
42 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk Balangan)
41 jiwa di kabupaten Tabalong
1.048 jiwa di kota Banjarmasin
85 jiwa di kota Banjarbaru

[sunting] Tokoh-tokoh dan peranan
Panglima Wangkang, panglima Dayak di Barito Kuala dalam Perang Banjar.
Pambakal Kendet(Damang Kendet), ayah dari Panglima Wangkang, pejuang melawan terhadap kolonial Belanda di daerah Bakumpai, Barito Kuala.
Tumenggung Surapati, adalah Panglima Dayak dari garis keturunan Dayak Siang yang menumpas Belanda dan menenggelamkan kapal Perang Onrust di desa Lontotur, Barito Utara. Tumenggung Surapati adalah penerus perjuangan dalam perang Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari, tetapi Perang yang dipimpin Surapati jauh lebih dahsyat dengan apa yang lebih dikenal Perang Barito tahun 1896 (...)Bangkai kapal perang Onrust masih ada sebagai bukti dari sejarah perlawanan orang-orang Dayak di bumi Kalimantan.
KH. Hassan Basri, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia, berasal dari suku bakumpai, dari orang tua yang bersal dari Muara Teweh ( Kalimanatan Tengah) dan Marabahan (Kalimantan Selatan).
Secara etimologis, bakumpai adalah julukan bagi suku dayak yang mendiami daerah aliran sungai barito. bakumpai berasal dari kata ba (dalam bahasa banjar yang artinya memiliki) dan kumpai yang artinya adalah rumput.

dari julukan ini, dapah dipahami bahwa suku ini mendiami wilayah yang memiliki banyak rumput. menurut legenda, bahwa asal muasal suku dayak bakumpai adalah dari suku dayak ngaju yang akhirnya berhijrah ke negeri yang sekarang disebut dengan negeri marabahan.

Pada mulanya mereka menganut agama nenek moyang yaitu kaharingan, hal ini dapat dilihat dari peninggalan budaya yang sama seperti suku dayak lainnya. kemudian mereka menjumpai akan wilayah itu seorang yang memiliki kharismatik, seorang yang apabila dia berdiri di suatu tanah, maka tanah itu akan ditumbuhi rumput. orang tersebut tidak lain adalah nabiyullah Khidir as. di dalam cerita mereka kemudian masuk agam islam dan berkembang biaklah mereka menjadi suatu suku. suku bakumpai adalah julukan bagi mereka, karena apabila mereka belajar agam di suatu daerah dengan gurunya khidir, maka tumbuhlah rumput dari daratan tersebut, sehingga kemudian mereka dikenal dengan suku bangsa bakumpai.


Suku dayak bakumpai dahulunya memiliki suatu kerajaan yang lebih tua dibandingkan dengan kerajaan daerah banjar, akan tetapi karena daya magis yang luar biasa akhirnya kerajaan ini berpindah ke sungai barito dan rajanya dikenal dengan nama datuk barito.

Dari daerah marabahan ini mereka menyebar ke aliran sungai barito. dari cerita rakyat, bahwa ada suatu daerah di kabupaten murung raya yaitu muara untu pada mulanya hanyalah suatu hutan belantara yang dikuasai oleh bangsa jin bernama untu. kemudian ada dari suku bakumpai yang hijrah kesana dan mendiami daerah tersebut yang bernama Raghuy. sampai sekarang jika ditinjau dari silsilah orang yang mendiami muara untu, mereka menamakan moyang mereka Raguy.




Abi Zakky Setiawan menulispada 21 Mei 2009 jam 8:33
Suku Dayak Ngaju adalah suku yang mengunakan bahasa Ngaju yaitu Bahasa yang dituturkan oleh suku besar Dayak Ngaju dan suku-suku lainnya di Propinsi kalimantan Tengah.Suku Dayak Ngaju menempati DAS Sungai Kapuas, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan dan Barito.Jumlah Penggunanya lebih dari 1.000.000 orang termasuk di dalamnya dialek bakumpai,mengkatip dan Mendawai.

Menurut Tjilik Riwut, termasuk dalam pengguna bahasa ini adalah 54 anak suku, Termasuk di dalamnya Arut, Balantikan, kapuas, Rungan, Manuhing, Katingan, Saruyan, Mentobi, Mendawai, Bara-dia, Bara-Nio, Bara-ren, Mengkatip, Bukit, Baranggas, dan Bakumpai. Untuk beberapa suku yang beliau masukan dalam suku dayak ngaju ini, termasuk 4 yang terakhir perlu pengkajian lagi. Karena Suku-suku ini kemudian dimasukan oleh beberapa peneliti, kedalam suku Bakumpai / bahasa Bakumpai sebagai etnis tersendiri.
Silsilah suku Bakumpai;
Suku Dayak (suku asal), terbagi suku besar (rumpun):
Dayak Laut (Iban)
Dayak Darat
Dayak Apo Kayan / Kenyah-Bahau
Dayak Murut
Dayak Ngaju / Ot Danum, terbagi 4 suku kecil:
Dayak Maanyan
Dayak Lawangan
Dayak Dusun
Dayak Ngaju, terbagi beberapa suku kekeluargaan :
Dayak Bakumpai
dan lain-lain
Perbandingan hubungan suku Bakumpai dengan suku Dayak Ngaju, seperti hubungan suku Tengger dengan suku Jawa. Suku Dayak Ngaju merupakan suku induk bagi suku Bakumpai.
Organisasi suku Bakumpai yaitu "Kerukunan Keluarga Bakumpai" (KKB), merupakan partai lokal Kalimantan pada pemilu 1955.
[sunting] Populasi Suku Bangsa Bakumpai
Populasi suku Bakumpai diperkirakan sebagai berikut :

20.609 di Propinsi Kalimantan Selatan (BPS - sensus th. 2000)
20.000 di Propinsi Kalimantan Tengah
1.000 di Propinsi Kalimantan Timur (Long Iram, Kutai Barat)
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan berjumlah 20.609 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu :

32 jiwa di kabupaten Tanah Laut
397 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk Tanah Bumbu)
34 jiwa di kabupaten Banjar
18.892 jiwa di kabupaten Barito Kuala
12 jiwa di kabupaten Tapin
3 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan
23 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah
42 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk Balangan)
41 jiwa di kabupaten Tabalong
1.048 jiwa di kota Banjarmasin
85 jiwa di kota Banjarbaru

[sunting] Tokoh-tokoh dan peranan
Panglima Wangkang, panglima Dayak di Barito Kuala dalam Perang Banjar.
Pambakal Kendet(Damang Kendet), ayah dari Panglima Wangkang, pejuang melawan terhadap kolonial Belanda di daerah Bakumpai, Barito Kuala.
Tumenggung Surapati, adalah Panglima Dayak dari garis keturunan Dayak Siang yang menumpas Belanda dan menenggelamkan kapal Perang Onrust di desa Lontotur, Barito Utara. Tumenggung Surapati adalah penerus perjuangan dalam perang Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari, tetapi Perang yang dipimpin Surapati jauh lebih dahsyat dengan apa yang lebih dikenal Perang Barito tahun 1896 (...)Bangkai kapal perang Onrust masih ada sebagai bukti dari sejarah perlawanan orang-orang Dayak di bumi Kalimantan.
KH. Hassan Basri, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia, berasal dari suku bakumpai, dari orang tua yang bersal dari Muara Teweh ( Kalimanatan Tengah) dan Marabahan (Kalimantan Selatan).
Secara etimologis, bakumpai adalah julukan bagi suku dayak yang mendiami daerah aliran sungai barito. bakumpai berasal dari kata ba (dalam bahasa banjar yang artinya memiliki) dan kumpai yang artinya adalah rumput.

dari julukan ini, dapah dipahami bahwa suku ini mendiami wilayah yang memiliki banyak rumput. menurut legenda, bahwa asal muasal suku dayak bakumpai adalah dari suku dayak ngaju yang akhirnya berhijrah ke negeri yang sekarang disebut dengan negeri marabahan.

Pada mulanya mereka menganut agama nenek moyang yaitu kaharingan, hal ini dapat dilihat dari peninggalan budaya yang sama seperti suku dayak lainnya. kemudian mereka menjumpai akan wilayah itu seorang yang memiliki kharismatik, seorang yang apabila dia berdiri di suatu tanah, maka tanah itu akan ditumbuhi rumput. orang tersebut tidak lain adalah nabiyullah Khidir as. di dalam cerita mereka kemudian masuk agam islam dan berkembang biaklah mereka menjadi suatu suku. suku bakumpai adalah julukan bagi mereka, karena apabila mereka belajar agam di suatu daerah dengan gurunya khidir, maka tumbuhlah rumput dari daratan tersebut, sehingga kemudian mereka dikenal dengan suku bangsa bakumpai.
Suku dayak bakumpai dahulunya memiliki suatu kerajaan yang lebih tua dibandingkan dengan kerajaan daerah banjar, akan tetapi karena daya magis yang luar biasa akhirnya kerajaan ini berpindah ke sungai barito dan rajanya dikenal dengan nama datuk barito.

Dari daerah marabahan ini mereka menyebar ke aliran sungai barito. dari cerita rakyat, bahwa ada suatu daerah di kabupaten murung raya yaitu muara untu pada mulanya hanyalah suatu hutan belantara yang dikuasai oleh bangsa jin bernama untu. kemudian ada dari suku bakumpai yang hijrah kesana dan mendiami daerah tersebut yang bernama Raghuy. sampai sekarang jika ditinjau dari silsilah orang yang mendiami muara untu, mereka menamakan moyang mereka Raguy.




Abi Zakky Setiawan menulispada 16 Juni 2009 jam 0:33
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-rumpun. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-rumpun, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak); pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari. Perkampungan Dayak biasanya disebut lewu/lebu, sedangkan perkampungan kelompok suku-suku Melayu disebut benua/banua. Di kecamatan-kecamatan di Kalimantan yang merupakan wilayah adat Dayak dipimpin seorang Kepala Adat yang memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda, tetapi di daerah perkampungan suku-suku Melayu tidak ada sistem kepemimpinan adat kecuali raja-raja lokal.

Menurut Prof. Lambut dari Univesitas Lambung Mangkurat, secara rasial, manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi :

Dayak Mongoloid
Dayak Malayunoid
Dayak Autrolo-Melanosoid
Dayak Heteronoid

Pada tahun 1858 digunakan oleh Belanda sebagai bahasa Pengantar Injil di Pulau kalimantan bagian Selatan, terutama oleh Zending-zending Protestan. Sampai dengan saat ini menjadi bahasa utama dalam jemaat Gereja Kalimantan Evangelis (GKE)di Kalimantan tengah dan Kalimantan selatan.

Suku Dayak Ngaju saat ini sudah banyak yang memeluk Agama Modern yaitu Islam dan Kristen, disamaping agama asli Kaharingan. Penduduk yang beragama islam umumnya menempati daerah pantai dan Pinggiran Sungai seperti Kapuas, Pulangpisau, Sampit, Kuala Pembuang, Sebagau dan katingan. Sedangkan Yang beragama kristen dan kaharingan umumnya pada daerah yang lebih kedarat.

Umumnya masyarakat kalimantan tengah dapat memahami Bahasa ini dan saat ini telah diajarkan di sekolah negeri sebagai bahasa daerah / muatan lokal.

Tokoh-tokoh Nasional dan Daerah yang Berbahasa Dayak Ngaju antara lain :

Tjilik Riwut, Ngaju Katingan
H. Assan, Ngaju mentaya
Reinout Silvanus
Haji Sabran Ahmad, Ngaju Kapuas
Haji Asmawi A. Ghani, Bakumpai
A.Dj Nihin
K.H.Hasan Basri, Bakumpai
Agustin Teras Narang, Ngaju Kapuas

Cerita asal usul alam semesta oleh Samsul Rizal

Penulisan ini di posting ulang oleh Thomas Wanly
Palangka Raya 20 Juni 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "ASAL USUL DAN KELOMPOK SUKU BANGSA DAYAK"

Posting Komentar