BANK DUNIA MELANGGAR STANDARNYA SENDIRI KETIKA MENDANAI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA
10 Agustus 2009
INFORMASI PRESS UNTUK DI SIARKAN SEGERA
BANK DUNIA MELANGGAR STANDARNYA SENDIRI KETIKA
MENDANAI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
DI INDONESIA
Cabang sektor Swasta Bank Dunia – Internasional Finance Corporation (IFC)- telah membiarkan kepentingan komersial menggantikan standar sosial dan lingkungan Bank Dunia dalam memberikan pinjaman kepada sektor kelapa sawit di Indonesia,sebuah audit internal mengungkapkan :
Kelapa sawit telah sama dengan pembabatan hutan dan lahan gambut di mana-mana,emisi CO2 besar-besaran dan pencurian tanah-tanah masyarakat adat.
Walaupun IFC tahu semua resiko tersebut ,karena proyek-proyeknya yang terdahulu dan peringatan-peringatan dari organisasi-organisasi non pemerintah ,IFC tetap meneruskan pinjaman kepada Wilmar Palm Oil Trading Group,melanggar standarnya sendiri,menurut laporan audit tersebut. IFC gagal menilai rantai pemasok ( supply chains) atau melihat dampak merusak perkebunan-perkebunan anak perusahaan tersebut yang mengambil alih tanah-tanah dan hutan di Kalimantan dan Sumatra.
Temuan-temuan tersebut memiliki beberapa implikasi bagi IFC : tidak hanya harus menerapkan standar-standarnya sendiri lebih berhati-hati tetapi IFC juga harus memeriksa kekuawatiran soal dari mana perusahan yang IFC danai mendatangkan bahan-bahan baku mereka . Minyak sawit merupakan salah satu contoh komoditas yang di produksi bertentangan dengan kaidah-kaidah.
Temuan-temuan ini bersumber dari laporan audit yang sangat penting di keluarkan oleh Compliance Advisory Ombudsman dari IFC yang memeriksa satu laporan lengkap yang di sampaikan Forest Peoples Programme dan koalisi 19 organisasi masyarakat sipil Indonesia,termasuk Sawit Watch dan Gemawan.
Norman Jiwan dari NGO Pemantau Indonesia, Sawit Watch, mencatat :
Ketika kami menyampaikan laporan kami mencatat bahwa anak-anak perusahaan Wilmar menggunakan api secara ilegal untuk membersihkan hutan primer dan kawasan bernilai konservasi tinggi dan merampas tanah-tanah masyarakat adat tanpa keputusan bebas. Didahulukan dan di informasikan dari mereka,memicu konflik-konflik yang gawat. Laporan ini menunjukan bahwa IFC menggantikan stndar-standrnya sendiri dan mengabaikan peringatan-peringatan kami terdahulu.
Dalam menanggapi laporan tersebut Lely Khairnur dari Gemawan mengatakan :
Pembangunan berarti mengutamakan kebutuhan dan hak-hak masyarakt lokal.Standar-standar IFC mewajibkan ini.Tetapi mereka mengedepankan kepentingan bisnis dan membiarkan tanah-tanah rakyat di rampas demi minyak sawit yang murah dalam pasar internasional .Masyarakat dan hutan milik mereka dirusak dengan semena-mena ,dan akhirnya seluruh planet bumi menderita.
Marcus Colchester,Direktur Forest Peoples Programme menambhkan :
Kami puas bahwa laporan audit ini lengkap bahwa semua keprihatinan utama kami ,juga tanggapan dari manajement IFC terhadap audit tersebut menyaran kan mereka sekarang akan mencoba melakukan segala sesuatu dengan berbeda. Tetapi kami masih agak kecewa.Kami harus menunggu lebih dari lima tahun baru IFC menangani persoalan tersebut dengan sunguh-sunguh. Dengan mempertimbangkan pentingnya menghentikan kehancuran hutan dan pelanggaran hak asasi manusia,kami mendesak Presiden IFC untuk mengambil langkah-langkah pro-aktif untuk memastikan bahwa ini tidak akan pernah terjadi.
Untuk Informasi lebih lanjut,silahkan hubungi :
1. Marcus Colchester,Forest Peoples Programme : + 44 1608 652893
2. Norman Jiwan ,Sawit Watch : + 62 251 352 171
3. Lely Khairnur,Gemawan : +62 8134 522 5232
Berita lebih lanjut dapat di akses melalui :
Laporan asli dan koresponden tindak lanjut dengan IFC dan CAO lihat ;
http:// www.forestpeoples.org / documents/ifi_igo/ifc_wilmar_fpp_let_jul07_eng.pdf
http:// www.forestpeoples.org / documents/prv_sector/bases/oil_palm.shtm
Laporan audit CAO lihat :
http :// www.cao-ombudsman.org / case_uploads/case_documents/Combined%201_2_3_4_5_6_7.pdf
0 Response to "BANK DUNIA MELANGGAR STANDARNYA SENDIRI KETIKA MENDANAI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA"
Posting Komentar