Putri Bumi yang meratap

Putri Bumi

jejak jejak langkah kaki sang putri bumi tak lagi terlihat oleh kasat mata
tatkala tanah yang dulunya terlihat indah tenggelam oleh amukan sang dewa laut
meluluh lantahkan semua unsur kehidupan dalam permukaan bumi
yang tinggal hanyalah lautan bagai samdura yang mencekam nurani manusia
inikah kiamat yang telah dijanjikan oleh tuhan dalam ayat ayat alamnya

ratapan anak tak berdosa terus menggema hingga membumbung tinggi di angkasa raya
berharap kan ada pertolongan dari kejaran sang dewa laut yang tengah murka
namun lambat laut suara itu terdengar mulai melemah kembali
tatkala bantuan tak kunjung jua tiba menghibur diri
karena ternyata mereka telah ikut tenggelam bersama amukan sang dewa laut
yang membuat pikiran semakin tak tenang dan kusut
sebab tak ada lagi tempat yang dapat digunakan untuk melindungi diri

yah......
putri bumi hanya bisa menitikkan air mata
pasrah menerima kenyataan hidup yang ada
sambil berusaha menyadarkan diri sendiri
bahwa apa yang terjadi adalah ulah rakyatnya sendiri
rakyat yang tak peduli akan akibat alam yang akan terjadi
rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan sesama
rakyat yang tega melakukan penebangan hutan dan penggalian batu pasir secara liar
sehingga membuka peluang datangnya banjir bandang yang melalap bumi sekejap mata

walau rakyat itu tak mau mengakui kesalahannya sendiri
walau rakyat itu saling menyalahkan satu sama lain atas apa yang terjadi
namun jauh dalam lubuk hatinya, mereka menyesal seribu kata
karena mereka telah menyusahkan hidup mereka sendiri
sebab dengan rakusnya mereka membabat habis isi perut bumi ini
hingga tak ada lagi tempat yang dapat digunakan untuk bersembunyi
tatkala dewa laut datang bertubi-tubi menenggelamkan isi bumi


kini........
siapa yang harus menyesali
dan apa yang harus disesali
tatkala nasi telah menjadi bubur
dimana tak ada lagi tanah yang dulu subur
karena semua telah menjadi lautan samudra yang menyimpan sejuta misteri

Jakarta, 21 April 2009
Sarah Serena SH.MH
Advokat dan Konsultan Hukum
Mojokerto


Ps : Selamat Hari Bumi
Tanggal 22 April 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Putri Bumi yang meratap"

Posting Komentar