Pahlawan Kesiangan

Cerita ini tidak akan pernah usang....... .....
Problema ini tidak pernah di ragukan..... .

Pernahkah kau punya mimpi hai anak negeri...... ...
Saatnya kamu hanya berhayal dan bermimpi.... ...

Banyak yang hanya bilang itu ...salah.... ....yang itu benar.......

ah....semuanya. ..rekayasa. ..

Banyak yang bilang itu...kapitalis. ..(hancurkan ....!!!!!)
banyak yang bilang .."pahlawan" ...
itu kata usang....... ......... ......... .

banyak yang bisa berkicau di pagi hari........
di waktu panas sembunyi di balik tabir....... kedustaan. ..

Biarlah anjing menggonggong kapilah itu tetap berlalu..... ......... ....
Damai itu indah....... ......... ......... ...kawan. ...itulah ungkapan.

Dimanakah Sang Merdeka yang membela keadilan dari penjajahan.. ......... .......
Dia sudah matiiiiiiiiiiii. ......... ....... Kawan....... ......... ......... .!!!!!!!

Bawalah tongkat dan ketapelmu wahai anak bakti....
unjuklah taring mu......
saatnya kau bangun dan sarapan pagi........ ......... ........

bukalah mata dan hati mu........

Tikus dan anjing sudah lama mengincar piringmu....

anak ku yang malang,nyalakanlah pelitamu...
Ini waktunya sudah menjelang malam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Masa Depan Lingkungan Terancam Memburuk

Evaluasi 100 Hari KLH


[JAKARTA] Masa depan lingkungan hidup di Indonesia terancam semakin memburuk, karena bakal bertambah banyaknya industri pertambangan yang akan menanamkan investasinya menyusul berlakunya perjanjian perdagangan bebas ASEAN dan Tiongkok (AC-FTA) awal tahun ini. Kondisi ini lebih diperburuk dengan lemahnya penegakan hukum dan minimnya keberpihakan pemerintah di bidang lingkungan hidup dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi atau penanaman modal asing.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Berry Nahdian Forqan, bersama puluhan LSM lainnya yang bergabung dalam Front Oposisi Rakyat Indonesia (FOR-Indonesia), menyikapi program 100 hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta, Senin (25/1). Berry mengatakan, liberalisasi perdagangan ASEAN-Tiongkok akan membawa dampak lingkungan yang sangat besar, karena diikuti oleh masuknya investasi si bidang pertambangan yang kemudian meningkatkan pengerukan sumber daya alam.

Menurut dia, saat ini Indonesia tidak memiliki sistem proteksi sumber daya alam sehingga dikhawatirkan kehancuran lingkungan yang sudah di depan mata tinggal menunggu saatnya terjadi bagaikan bom waktu. Dia mencontohkan, kehancuran lingkungan akibat pertambangan bisa terlihat di hampir semua kawasan pertambangan di semua daerah, baik industri yang berskala kecil, menengah, maupun raksasa.

Berorientasi Pasar

Aktivis lingkungan asal Kalimantan Selatan ini mengungkapkan, menyusul perjanjian perdagangan bebas ini, ke depan eksploitasi batu bara akan terus meningkat khususnya pengiriman ke Tiongkok.

Tahun 2003, katanya, ekspor batu bara Indonesia ke Tiongkok yang tercatat hanya 344.000 metriks ton, namun tahun 2009 sudah mencapai angka 13,84 juta metriks ton.

"Dengan sistem neoliberal yang seperti saat ini dan tanpa adanya proteksi lingkungan yang kuat, lingkungan hidup Indonesia yang berujung pada pemiskinan rakyat," ujarnya.

Sementara itu, FOR-Indonesia dalam pernyataan sikapnya mengkritisi kebijakan pemerintah pimpinan SBY yang selama 5 tahun 99 hari ini, mengeluarkan peraturan yang lebih berorientasi pasar seperti UU 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Pertemuan National Summit, menurut FOR-Indonesia yang menegaskan pentingnya pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur dan investasi pada industri hanya akan menambah beban perusakan lingkungan, eksploitasi sumberdaya alam, penggusuran masyarakat dari sumber kehidupannya.

Lebih lanjut, pengerukan sumber daya alam akan menyebabkan bencana ekologis yang sangat mustahil untuk dihentikan. FOR-Indonesia juga menyampaikan solusi agar Indonesia terhindarkan dari ancaman bencana yang semakin besar seperti dengan mewujudkan keadilan ekologis, yakni hak untuk mendapatkan keadilan antargenerasi yang memperhatikan prinsip keadilan gender. [E-7]

sumber; http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=13304

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

100 penunggak pajak terbesar di negeri ini

Kiriman : Isal Wardana (direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Timur tanggal 17 Januari 2010 Kepada Anggota Selamatkan Kalimantan Timur dari bencana ekologis.

JAKARTA, KOMPAS.com — DPR telah menerima daftar nama 100 penunggak pajak kemarin. Wakil Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng mengatakan akan membentuk panitia kerja dan memanggil para penunggak pajak untuk dimintai keterangan soal tunggakan pajaknya. Inilah Daftar 100 Penunggak Pajak Terbesar.

1. Pertamina (Persero)
2. Karaha Bodas Company LLC
3. Industri Pulp Lestari
4. Badan Penyehatan Perbankan Nasional
5. Kalimanis Plywood Industries
6. Siemens Indonesia
7. Angkasa Pura II (Persero)
8. Bentala Kartika Abadi
9. Daya Guna Samudera Tbk
10. Direct Vision

11. Hyaat International-Asiapacific Limited
12. Djarma Aru
13. Televisi Republik Indonesia
14. Likpin Llc
15. Multi Kontrol Indonesia
16. Kereta Api Indonesia (Persero)
17. Bank BNI
18. TH Indo Plantations
19. ING International
20. Surya Dumai Industri Tbk

21. DSM Kaltim Melamine
22. Cosa International Group Limited
23. Bank Bukopin Tbk
24. Pasifik Satelit Nusantara
25. Bukit Makmur Mandiri Utama
26. Bank Global International Tbk
27. DP3KK
28. Gandhi Memorial International School
29. Sarana Niaga Perdana
30. Perdana Karya Perkasa Tbk

31. Sampoerna Agro Tbk
32. Seaunion Energy (Limau) Ltd
33. Agoda Rimba Irian
34. Total E & P Indonesia
35. Avera Pratama
36. Steady Safe Tbk
37. Toyota Tsusho Indonesia
38. Kaltim Prima Coal
39. Djakarta Llyod Kantor Pusat
40. Universal Foodwear Utama Indonesia

41. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
42. General Food Industries
43. Inti Indosawit Subur
44. Holcim Indonesia Tbk
45. Kinantan Senaputra
46. Pembangunan Sarana Jaya
47. Planet Electrindo
48. Mobil Exploration Indonesia
49. Textra Amspin
50. Semen Tonasa

51. Kaltim Methanol Industri
52. Eka Manunggal Lestari
53. Perkebunan Nusantara XIV
54. Toyo Denso Indonesia
55. Pertamina Unit Pembekalan
56. Salim Ivomas Pratama
57. Gajah Tunggal Mulia
58. Intimutiara Kimindo
59. Perkebunan Hasil Musi Lestari
60. Petro Oxo Nusantara

61. Dwi Satya Utama
62. Jamsostek (pusat)
63. Wira Insani
64. Ragam Logam
65. Catur Gatra Eka Perkasa
66. Perkebunan (Persero)
67. Pakerin
68. Central Proteinaprima Tbk
69. Daesung Eltec Indonesia
70. Merpati Nusantara Airlines
71. Madya Semarang
72. Hyundai Motor Indonesia
73. Aspirasi Luhur
74. Istaka Karya
75. Dongfang Electric Corporation Indonesia Project
76. Cakrawala Mega Indah
77. Gapura Angkasa
78. Sun Hope Investment
79. Texmaco Taman Synthetics
80. Singgar Mulia

81. Pulau Sambu
82. Il Jin Sun Garment
83. LKBN Antara
84. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
85. Astina Putera
86. Pindo Deli Pulp And Papermills
87. Sragen Abadi Textile Industri
88. Kaltim Parna Industri
89. Korina Semarang
90. Tiga Ombak

91. Menara Tiga Diesel
92. Valu Trada Indonesia
93. Asrigita Prasarana
94. Ivo Mas Tunggal
95. Sinar Kencana Inti Perkasa
96. Mandiri Eka Mandiri
97. Deutsche Bank AG
98. Wirakarya Sakti
99. Gunung Bayan Pratamacoal
100. Garuda Indonesia


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/29/13191646/Inilah.Daftar.100.Penunggak.Pajak.Terbesar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

WAKIL RAKYAT

Bung,
Seorang Rakyat ketemu Seorang Wakil Rakyat yang sedang nongkrong di warung bajigur di depan TIM.
“Wah, merakyat juga ente,” kata Rakyat.
“Yah, pantes-pantesnyalah, namanya juga Wakil Rakyat.”
“Lho, sebetulnya ente tidak merakyat?”
“Tidak terlalu, saya cuma pura-pura merakyat.”
“Busyet, ente mewakili rakyat mana sih?”
“Natuna, Talaud, dan Sangihe.”
“Astaga, mana tuh?”
“ada kok di peta, kecil-kecil.”
“Ente asal sana?”
“Bukan.”
“Ente pernah kesana?”
“Belum.”
“Ente tahu aspirasi mereka apa?”
“Yah, kira-kira saja, paling-paling soal kesejahteraan kan?”
“Busyet, kenapa ente nggak mengatakan soal kebebasan?”
“Well, siapa yang berani ngomong soal kebebasan sekarang ini, kalu bukan tokoh-tokoh yang penting?”
“Ente kan tokoh penting?”
“Bukan, saya cuma tokoh gombal saja kok.”
“Tokoh gombal bagaimana?”
“Lho saya ini cuma politisi kecil, selalu mengintip kesempatan untuk naik, selalu berpikir tentang jenjang karir, apapun yang bisa jadi batu loncatan, tancap. Pokoknya saya selalu memikirkan diri sendirilah.”
“Tapi ente Wakil Rakyat kan?”
“Yeah, actually, saya mewakili diri saya sendiri.”
“Astaga…”
“Kenapa astaga?”
“Saya kira ente mewakili rakyat.”
“Eh, saya sendiri kan juga rakyat? Boleh dong saya mewakili aspirasi saya sendiri. Pengin dianggap, pengin dipandang, pengin punya makna dalam hidup. Dulu cuma ikut karang taruna, sekarang jadi Wakil Rakyat, yah namanya memburu kemajuanlah.”
“Apa sih pemikiran anda tentang kemajuan?”
“Gedung-gedung tinggi.”
“Busyet.”
“Kenapa Busyet?”
“Anda suka membaca pemikiran para negarawan besar, para ahli sejarah, para ahli filsafat tentang negara?”
“Tidak. paling banter saya baca koran. kalau majalah saya baca ramalan bintang. Hahahaha!”
“Tidak biasa baca buku-buku berat?”
“Tidak, untuk apa? hanya orang bego yang buang waktu untuk baca buku.”
“Busyet”
“Kok busyet lagi?”
“Ente hebat”
“Lho kok hebat? Saya ini bukan pemikir, bukan apa itu namanya? Cendekiawan? Nggak Inteleklah! Saya nggak betah baca, nggak bisa nulis dikoran kayak YB Mangunwijaya. Kalau saya baca artikel di koran, suka pusing saya. Dalam forum-forum diskusi saya juga malas berdebat, ngapain, ngabisin abab. Saya cuma orang biasa kok, disuruh jadi wakil rakyat ya mau. lumayanlah daripada cuma di Karang Taruna. Fasilitasnya juga lumayan. Mosok orang yang berpikir kayak saya ini hebat?”
“Lho, ente jelas hebat?”
“Kenapa?”
“Ente orang jujur.”



Bung,
Janganlah anda khawatir bung. Orang yang saya ceritakan itu tidak ada. Itu cuma fiksi di kepala saya sendiri, meskipun faktanya mungkin ada yang mirip ya? Haha! Saya sendiri yakin sepenuhnya, 1.000 Wakil Rakyat yang bakal hilir mudik di gedung UFO itu adalah orang-orang yang sangat capable: membaca buku-buku berat, mengenal pemikiran para negarawan, ahli sejarah, dan ahli filsafat tentang negara. Yang paling penting: memahami penderitaan rakyat, meski barangkali memang belum pernah ke Natuna, Talaud, dan Sangihe. Saya percaya sepenuh-penuhnya kepada mereka. Masalahnya, anda percaya tidak kepada saya? Hahahaha!

Salam dari Palmerah.

SGA



NB. Sukab tidak percaya kepada fiksi. “Berbahaya,”katanya.
from : http://sukab.wordpress.com/2008/05/13/wakil-rakyat/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Manawur Tamparan Munduk Balian Hapan Tiwah

(Tahapan Upacara Tiwah Bahasa Dayak Ngaju)


Bara solak tamparan munduk balian, palus mimbing behaas ietuh : Ehem behas, harenjet
ganan, hai ganan, belum nantuguh labatang entang bulau, datuh labate habaring jari hampit
riwut manyan Raja. Nyimak saturi malayu, Hapan juyang bangkang halelan tingang, runting
tajahan burung nampasut, kilau nampasut tingang ije kadadang, nampuras tingkah nampuras
bungai ije kapating, malugaku bitim kilau banama nyandang liara nampilaku balitam, netek
ajung hatalumbang jadri hampalua uluh pantai danum kalunen bara balanai bintan penyang,
nampahanjung luwuk kampungan bunu, bara busi renteng bapampang pulu, ie babalai sansiri
koenjat antang, basali mangkuk sarangiring laut.


Kuntep kamaras, ban penu kaningagang sara dia jaka teburan garing tabela belum, dia jaka
penankekei, bara usuk lisum pananjuri bara wain tapan, Terai nduan tambekan etuh ijamku
enteng nasihku hanyim, nyahungku indum luang reawei, panati danum kalunen, akan jamban
payaruhan tisue luwuk kampungan bunu, nyahuangku bitim, antang manamuei manajah riak
renteng tingang, raja tabela basandar ranjang.
Nyangkabila balitan kenyui mangaja, mantilung kanaruhan ringgit, kangatil garantung,
Katabelan oleh balai mihing nyapundu runjan anak Sali nyalung marusuk hintan, nyahuan ie
tingang hadurat lunuk, akan pantai danum kalunen, nyangkabilae tambun nyalentur labehu,
akan luwuk kampungan bunu, ije puna hampang jawah hempeng, palumpang langit busun
kenyui juhai hanyi, panasiran Hawun. Ije mapan batu jadi randung banama namburak
karangan jari talin pambuhui riwut hanya mananteng hanyin, burung lingu kanyumping linga,
ason tandang panangkului enteng uluh lewu danum jalajan, uluh rindang labehu pali tuntang
kare bulau pangajin sambang batu bangkalan banama. Balu indu iring pinang, uluh lewu danum
jalayan, hayak manenteng hanyin katabelan uluh balai ltuyang katabelan uluh balai suling
bulau, katabelan uluh balai entas,katabelan uluh balai nyaho, telu puluh ruang tuntang
katabelan uluh balai Palangka nambulang tambun, anak salibayung antang, mahutu Penyang,
uras nyahuan usang, hadurut lunuk hayak mandurut papan talawang mahapan tantang burung
dahiang, malentui gentui daren lintung, hapaharis rayung baya tandak, lapik banama antng
manamuei tapeting ayung, kenyui mangja.
Ie jari bitim behas, jadi barakandung peteh, pantai danum kalunen, entan bulau, batiang janjin,
luwuk kampungan bunu, jadi peteh manyiret. Kilau lanting darai janji manalan. Mampahulang
naharantung nyalung, te kareh tandakm panjang, halawu bumbung dawen purun, karungutm
ambu harenda pandung, bulau tambun , jadi sukup tuntur, kilau bulan bele manyinai nenteng
sukup palakue tingkah pahawang nangkunyahe tatau. Kilat baputi dia kanatah hintan, hijir
bahenda dia nanggalung bulan, tawurku belum baun pingan rungan etan bulau bahanjung
mangkuk saramurung laut, bahing jarambang, nipas marung garing gantungan, pusuk rawung
bambau ukei, hayak enum bandadang, te palus manjakah behas tuh auch :
Ije, due, telu, epat, lime, jahawen, uju ije kalabien ketun sintung uju due kalambungan ketun
lambung hanya, te palus manekap katambung, nampara nampulilang liau.

Sumber : Maneser Kalteng

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bua Karuhei

----------------------------------------------------------

Jaka jia haranan ranggau

Jia manjadi sarangan antang

Jaka jia haranan ikau

Jia bakal ateiku pusang


Kadue telu jia katana

Je gantung uru je bara parei

Kadue telu jia hasundau

Angat bagetu je jantung atei


Kai angat buah karuhei

Bilak tahu imbit pampatei

Kuman bakura-kurang

Mangenang uluh je eka huang



Hakayah indang hakayah apang

Aku jia tau batiruh

Angat bereng je huyung hayang

Gulung ketun hakumbang auh

..........

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

CARA MANANGKING MANDAU

Ciri khas manangking mandau disebalah kiri (sambil) pinggang mata mandau dalam kumpang menghadap keatas (tantengak akan hunjun) dalam mempergunakan dalam perkelahian/pertempuran/hakayau takuluk , dalam mengunakan mandau pertama kali adalah jurusan/pukulan simbur (dari arah bawah kiri ke kanan atas ) atau pukulan selot ( pukulan arah datar dari kiri ke kanan) memulai menarik mandau dari kumpang kaki kiri mundar setengah langkah (atau disesuaikan) kedua pukulan ini dapat di putar ke kiri 90 derajat atau lebih (sesuai keperluan apabila musuh lebih dari satu diseputar kita), nah setelah mandau berkelebat ke arah kanan, tidak boleh lagi diulang kedua pukulan itu harus diteruskan dengan pukulan tejeb/tungkih dari arah kanan ke kiri dengan manarik kaki kiri mundur sedikit (walaupun sasaran tidak ada) catatan tejeb dan tungkih tidak diperkenankan berputar dari kanan ke kiri karena ia tidak ditopang dengan kuda2 yang baik seperti posisi selot dan simbur (walaupun pakai kalabet/telabang/cabang) itu akan membuat kita bisa terhuyung-huyung menahan tembasan mandau kita (silahkan dicoba) dalam pertempuran satu-lawan-satu (duel) boleh mandau disodokan (ditombakkan) arah depan, tapi tidak boleh menyamping baik kiri atau kanan (posisi bandan bisa oleng)
Ketika melakukan selot/simbur badan berputar hanya bertahap untuk mencapai putaran penuh (langkah demi langkah) sambil menjaga posisi musuh berbalik kerah kiri kita
Kesimpulan terakhir bahwa bagaimanapun mandau apabila keluar dari kumpang wajib didahulu oleh pukulan selot atau simbur (walaupun tidak ada sasaran) setelah itu posisi mandau ditangan berada diarah kanan kita, maka wajib mengembalikannya dengan tejeb atau tungkih (walaupun tidak ada sasaran), apabila pukulan diulang sampai dua kali kita akan kehilangan beberapa detik (kosong dari serangan) jadi pukulan selot/simbur dikembali tejeb/tungkih --- sebaliknya tejeb atau tungkih dikembalikan
dengan selot/simbur

Ciri khas uluh itah Dayak manangking mandau sebelah kiri dan uluh Banjar / Melayu sebelah kanan itu bedanya.

Catatan Sdr. Hidayat Bakumpai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

MANDAU Senjata Khas Suku Dayak

Pada jaman dulu jika terjadi peperangan, suku Dayak pada umumnya menggunakan senjata khas mereka, yaitu mandau. Mandau merupakan sebuah pusaka yang secara turun – temurun yang digunakan oleh suku Dayak dan diaanggap sebagai sebuah benda keramat. Selain digunakan pada saat peperangan mandau juga biasanya dipakai oleh suku Dayak untuk menemani mereka dalam melakukan kegiatan keseharian mereka, seperti menebas atau memotong daging, tumbuh – tumbuhan, atau benda – benda lainnya yang perlu untuk di potong.


Biasanya orang awam akan sering kebingungan antara mandau dan ambang, Orang awam atau orang yang tidak terbiasa melihat atau pun memegang mandau akan sulit untuk membedakan antara mandau dengan ambang karena jika dilihat secara kasat mata memang keduanya hampir sama. Tetapi, keduanya sangatlah berbeda. Namun jika kita melihatnya dengan lebih detail maka akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok, yaitu pada mandau terdapat ukiran atau bertatahkan emas, tembaga, atau perak dan mandau lebih kuat serta lentur, karena mandau terbuat dari batu gunung yang mengandung besi dan diolah oleh seorang ahli, sedangkan ambang hanya terbuat dari besi biasa, seperti besu per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan atau batang besi lain.

Mandau atau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau harus disimpan dan dirawat dengan baik ditempat khusus untuk penghormatan. Karena suku Dayak yakin bahwa mandau memiliki kekuatan spiritual yang mampu melindungi pemiliknya dari serangan atau niat jahat dari lawan – lawannya. Dan mandau juga diyakini dijaga oleh seorang perempuan, dan jika pemilik mandau tersebut bermimpi bertemu dengan perempuan yang menghuni mandau, berarti sang pemilik akan mendapatkan rejeki.

Mandau selain dibuat dari besi batuan gunung lalu diukir, pulang atau hulu mandau (tempat untuk memegang) dibuat berukiran dengan menggunakan tanduk kerbau untuk yang pulangnya berwarna hitam. Dan menggunakan tanduk rusa untuk pulang yang berwarna putih. Pembuatan pulang dapat juga menggunakan kayu kayamihing. Pada bagian ujung dari pulang diberi atau ditaruh bulu binatang atau rambut manusia. Untuk dapat melengkatkan sebuah mandau dengan pulang dapat menggunakan getah kayu sambun yang terbukti sangat kuat kerekatannya.Setelah itu kemudian diikat lagi dengan jangang, namun jika jangang sulit ditemukan dapat menggunakan uei (anyaman rotan).

Besi mantikei yang digunakan untuk bahan baku pembuatan mandau dapat ditemukan didaerah Kerang Gambir, sungai Karo Jangkang, sungai Mantikei anak sungai Samba simpangan sungai Katingan, dan desa Tumbang Atei.

Tidak lengkap kiranya jika mandau tidak memiliki kumpang. Kumpang ialah sebutan sarung untuk mandau, kumpang mandau merupakan tampat masuknya mata mandau biasanya dilapisi tanduk rusa. Pada kumpang mandau diberi tempuser undang, yaitu ikatan yang terbuat dari anyaman uei (rotan).

Pada bagian depan kumpang dibuat sebuah sarung kecil tempat menyimpan langgei Puai. Langgei Puai adalah sejenis pisau kecil sebagai pelengkap mandau. Tangkainya panjang sekitar 20 cm dari mata langgei, bentuknya lebih kecil dari pada tangkainya. Fungsi dari langgei puai adalah untuk menghaluskan atau membersihkan benda – benda, contohnya rotan. Sarung atau kumpang langgei selalu melekat pada kumpang mandau. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara mandau dan langgei puai adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Di kutip dari buku “Maneser Panatau Tatu Hiang”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Utopia Republik 2010

Kamis, 31 Desember 2009 00:00 WIB

Kini kita kembali merayakan pergantian tahun; meninggalkan 2009 dan memasuki 2010 dengan penuh kontradiksi. Mengapa? Sebagai manusia yang ingin maju, tentu kita memiliki sejumlah mimpi dan sederetan harapan baru. Tetapi, sebenarnya, di balik mimpi dan harapan baru untuk meraih tahun baru yang lebih baik dan lebih berhasil, tebersit pula kegelisahan dan kecemasan baru akan menemukan aneka kegagalan yang kembali berulang.

Bencana alam yang lebih kurang satu dekade menerjang Republik dan fenomena kemiskinan yang tidak henti-hentinya membelenggu tubuh sebagian besar anak-anak negeri, tak pelak lagi membuat sanubari kita senantiasa diharu biru dengan campur aduk 'rasa-rasa sayu dan pengharapan' (Driyarkara dalam Karya Lengkap Driyarkara, suntingan Sudiarja, dkk). Belum lagi diikuti oleh keprihatinan publik soal kebobrokan nurani elite dan ketidakbecusan moral para petinggi negara dalam melakukan pencerahan bangsa lewat pemberantasan korupsi.

Dalam situasi kontradiksi yang memiriskan hati, dan niatan untuk mengatasi kegagalan, dan keinginan untuk menembus keberhasilan itulah terpatri kemampuan transendental manusiawi yang memungkinkannya untuk melakukan refleksi dan/atau perenungan atas waktu baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk bangsa. Pada tingkat pribadi, refleksi menghasilkan (auto-) biografi, sedangkan pada tingkat bangsa membersitkan sejarah tentang pengalaman bangsa. Inilah secara eksistensial-spiritual dapat mengantarkan kita pada kesadaran tentang keberadaan manusia dalam berhadapan dengan waktu, seperti dilukiskan filsuf Driyarkara, 'setiap kita, ada dalam waktu, terkurung dalam waktu, tetapi mampu mengatasi waktu'.

Optimisme utopis

Bencana demi bencana yang bagaikan litani kepedihan yang tanpa henti, dan kesulitan demi kesulitan yang terus membelenggu dan mengapungkan trauma publik, dapat membuat pesimisme dan apatisme menyengat kalbu sehingga nyaris tak menyisihkan ruang untuk membangkitkan harapan dan membangun mimpi. Lalu, apakah dengan demikian, kita hanya terkurung dalam keputusasaan dan terus-menerus mengitari pengalaman pahit (memori passionis) tanpa kesediaan untuk merakit harapan yang membahagiakan?

Futurolog Thomas Friedman menulis, keberhasilan masa depan bergantung pada bagaimana kita menyikapi dan mengelola berbagai pengalaman pahit masa lampau (memori passionis) untuk membangun impian masa depan yang lebih cerah. Itu diungkapkan dengan pertanyaan, does your society have more memories than dreams or more dreams than memories? Masalahnya, tentu bergantung pada apakah kita memiliki lebih banyak memori ketimbang mimpi atau sebaliknya.

Imam Cahyono dalam sebuah esainya, menyitir Friedman, menulis jika mimpi lebih besar daripada ingatan, muncullah utopia, sebuah gambaran ideal tentang sesuatu yang diimpikan. Utopia merupakan imajinasi untuk membangkitkan harapan akan suatu masa depan yang lebih baik dan membangun cita-cita hidup yang lebih bersahaja. Sebagai sebuah bangsa yang memiliki kesadaran berbangsa yang sama, pengalaman traumatik masa lampau yang sama akibat penjajahan, dan memiliki cita-cita kemerdekaan yang sama, yaitu ingin membangun masa depan bangsa yang aman, damai, makmur, dan sejahtera-–ala Benedict Anderson yang menggambarkan bangsa sebagai komunitas imajiner, sebuah komunitas yang dibayangkan--tentunya memiliki gambaran akan kesempurnaan dan kebersahajaan yang dicita-citakan bersama.

Namun, persoalannya, apakah bangsa ini dalam meraih hari esok yang lebih ceria, menyongsong tahun baru yang lebih bersahaja dan membangun kesejahteraan bersama yang dicita-citakan itu masih tetap berpijak pada realitas–pengalaman pahit yang dialami bersama di masa lampau? Pertanyaan problematik itu memang terasa sulit dijawab, di tengah rasa nasionalisme masyarakat yang terus memudar dan di saat egoisme publik yang semakin menyengat sehingga penderitaan dan pengalaman pahit atau traumatik masa lampau tidak lagi menyembulkan energi yang membangkitkan perubahan dan menggerakkan masa depan secara gamblang.

Padahal, Indonesia sebagai sebuah Republik, kembali menyitir Cahyono, harus dibangun berdasar optimisme menuju masa depan yang adil dan beradab. Mewujudkan utopia Republik berarti menemukan sosok Indonesia, sebuah Republik yang ada karena dan untuk rakyat. Menemukan sosok Indonesia berarti cerdas menemukan jati diri bangsa lewat penggalian terhadap segala pengalaman pahit dan traumatik di masa lampau dan dijadikan sebagai cermin untuk membangun masa depan. Tulis David Kolb, sang penggagas the clinical experiental learning model di AS, pengalaman nyata-–pada masa lampau dan masa kini--adalah titik awal tumbuh kembang yang dialami bangsa yang mau mengubah nasibnya dan terus belajar dan ingin maju. Pengalaman adalah sumber sejarah inspiratif pembelajaran dan tumbuh kembang.

Celakanya, segala cara dan upaya serta aneka momentum, seperti reformasi yang diniati sebagai gerbong yang dapat mengantarkan bangsa ini menuju wajah baru keindonesiaan, tidak pernah terumuskan dengan baik menjadi sebuah visi kebangsaan. Hasilnya wajah baru keindonesiaan yang diharapkan seperti terciptanya kesejahteraan rakyat sulit terwujud. Penciptaannya hanya dapat tercapai jika segala potensi bangsa dimaksimalkan. Indonesia memang memiliki semua potensi untuk maju dan berdiri tegak sebagai bangsa yang terhormat dan beradab. Berkelimpahan kekayaan zamrud khatulistiwa sebenarnya menjadi potensi dahsyat untuk penciptaan kesejahteraan. Semua itu kini masih bagaikan raksasa yang tidur lelap dalam diri kita.

Bangsa tanpa sandaran

Untuk mewujudkan harapan hari esok yang lebih baik sebagai sebuah bangsa dalam menyongsong tahun baru ini, tidak bisa berjalan sendirian alias lepas dari peran negara. Negaralah yang harus menjadi sandaran masyarakat bangsa untuk meraih impiannya. Negara yang dimaksudkan di sini adalah para pemimpinnya yang telah mengidentifikasikan dirinya dengan negara itu sendiri. Sesuai dengan teori integralistik, negara semestinya mampu menjadi petunjuk jalan ke arah cita-cita luhur yang diidam-idamkan oleh rakyat. Seperti yang dikemukakan Magnis Suseno, negara bertujuan menyelenggarakan kesejahteraan umum.

Dengan demikian, tidak ada jalan lain bagi negara, selain pada masa depan atau pada tahun yang akan datang harus benar-benar memberikan perlindungan, petunjuk dan pencerahan bagi warga negara untuk menggapai impiannya. Dalam situasi yang urgen saat ini, hal itu dapat benar-benar diwujudkan lewat perbaikan moral dan pencerahan nurani elite dan keseriusan dalam tindakan pemberantasan korupsi. Kemudian, dalam jangka waktu yang lama, itu dapat dilakukan dengan mengerahkan segala potensi yang dimiliki bangsa ini lewat penciptaan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang memungkinkan warga negara bisa sejahtera sesuai dengan cita-cita bernegara. Jika tidak, sia-sialah kita bernegara dengan menyatukan masyarakat dari segenap suku bangsa di seluruh Nusantara, karena semuanya tidak memiliki sandaran untuk mewujudkan harapan dan merealisasikan impiannya. Sia-sia pula bangsa ini merayakan Tahun Baru sebagai momentum untuk memperbaiki dan membarui diri dan memupuk harapan untuk menyongsong masa depan dengan lebih baik.

Oleh Thomas Koten Direktur Social Development Center

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS